 
Suatu kali, diadakan pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri oleh tiga  orang pemimpin dari tiga negara yaitu dari Malaysia yang diwakili oleh  Abdullah Badawi, Indonesia diwakili oleh SBY dan dari Philipina oleh  Arroyo. Sebagai langkah awal diadakanlah upacara penghormatan diiringi  dengan pemeriksaan barisan pasukan dari ketiga negara tersebut.  Sesampainya rombongan di depan Askar Diraja Malaysia, dengan garang  Abdullah Badawi menampar dan meninju pasukan yang ada didepannya yang  tentu saja tanpa balasan. Terjadi dialog:
"Sakit nggak?"
"Nggak, Datuk!!!"
"Kenapa?"
"Sebagai Prajurit sejati Askar Diraja Malaysia, kami terbiasa untuk  menerima rasa sakit."
"Bagus."
Arroyo pun tidak mau kalah, dan begitu sampai di depan barisan  pasukannya, diambilnya senapan dari komandan peleton, dan menghantamkan  popor senapan tersebut ke muka prajuritnya. Terjadi lagi dialog:
"Sakit nggak?"
"Nggak Madam!!!" (Dengan muka bercucuran darah)
"Kenapa?"
"Sebagai tentara Philipina, kami harus mampu menahan rasa sakit dan  kengerian untuk mempertahankan kedaulatan."
"Bagus" (dalam hati, sambil melirik Abdullah, "hebatan prajurit gue  kan")
Begitu pemeriksaan sampai di depan pasukan Indonesia, dengan cepat SBY  menyambar bayonet yang ada di senapan prajurit yang ada didepannya dan  dengan sekali sebat terpotonglah "anu-nya" prajurit tersebut, dan dengan  lantang bertanya:
"Sakit nggak?"
"Nggak Pak...!!!"
"Kenapa!!!"
"Sebab itu kepunyaan orang dibelakang saya..."

0 komentar:
Post a Comment